Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 190

"Kelebihan masjid ini, pertama berada di tengah-tengah kota London. Letaknya boleh dibilang sangat strategis. Tak jauh dari sini ada London Bisnis School yang sangat terkenal dan prestisius. Kedua, memiliki tempat parkir yang luas. Saya kalau ada keperluan di tengah kota London maka masjid ini tempat yang saya tuju pertama kali. Saya parkir mobil di sini. Baru saya jalan kaki ke sana ke mari. Berapa lama pun kita parkir di sini tetap gratis." Jelas Ozan keluar dari mobil sambil mengajak berjalan menuju tempat wudhu.

Setelah wudhu mereka naik ke atas. Mereka sampai tepat ketika Syaikh Ustman mengakhiri halaqahnya. Lalu adzan Isya' berkumandang. Setelah adzan orang-orang shalat qabliyah. Beberapa menit kemudian iqamat dikumandangkan. Fahri melangkah ke shaf pertama tepat di samping Syaikh Utsman berdiri. Syaikh Ustman kaget sekaligus bahagia mengetahui Fahri ada di sampingnya. Imam masjid mempersilakan Syaikh Utsman untuk menjadi imam. Memang selama Syaikh Ustman ada di masjid itu, dia diminta untuk menjadi imam. Sebab sang imam masjidpun meskipun sudah fasih sedang ikut program pemberian sanad oleh Syaikh Utsman.

Syaikh Utsman berbisik kepada sang imam masjid agar mengijinkannya untuk meminta Fahri mengimami shalat lsya'.

"Dia salah satu murid terbaikku. Dia menguasai qira'ah sab'ah dengan sangat baik." Bisik Syaikh Utsman pada sang imam. Dengan sangat bahagia sang imam menyetujui permintaan Syaikh Ustman. Maka dengan tanpa diduga oleh Fahri sama sekali, Syaikh Ustman mendorong Fahri ke tempat pengimaman. Fahri kaget dan tidak bisa menolak. Beruntung bahwa dia pakai jas dan celana yang rapi. Dan ia memakai membawa kopiah putih yang ia pakai begitu masuk masjid, sehingga ia tidak terlalu canggung dengan pakaian yang ia kenakan. Sebab Syaikh Ustman dan imam masjid memakai jubah khas orang Arab.

Fahri meluruskan barisan dan sekilas melihat para makmum di barisan depan. Ia sedikit terkejut ternyata imam muda yang pernah ia ingatkan di masjid Edinburgh juga ada di situ. Sekilas ketika ia melihat wajah imam muda itu, pandangan keduanya bertemu. Fahri menunduk lalu menghadap kiblat dan bersiap untuk takbiratul ihram mengimami shalat.

Fahri mengumandangkan takbiratul ihram. Di rakaat pertama Fahri membaca awal surat Ghafir sampai ayat 16. Di rakaat kedua melanjutkan sampai 29.

Suaranya begitu jernih, fasih dan menyentuh pendengarnya.

Selesai shalat Isya' Fahri Iangsung mundur dan mengajak Paman Hulusi untuk shalat maghrib. Fahri menjama' ta'khir magrib dan Isya' dan meletakkan shalat maghrib setelah shalat Isya'. Seorang jama'ah yang melihat apa yang dilakukan Fahri mendekati Fahri setelah Fahri salam.

"Anda shalat apa ini? Saya melihatnya aneh?" Jama'ah berwajah Asia Selatan itu tampak penasaran.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 190

0 komentar:

Posting Komentar