Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 185

"Ada yang bisa saya bantu, Hulya?"

"Alhamdulillah, semua urusanku sudah beres. Tempat tinggal juga sudah dapat, saya sudah cocok besok tinggal teken kontrak. Terus terang saya ke sini karena penasaran." Jawab Hulya.

"Penasaran?"

"Iya."

"Penasaran apa?"

"Penasaran dengan orang yang banyak dibicarakan oleh ayah saya dan kakak saya, Ozan."

"Penasaran dengan saya maksudnya?"

"Iya."

"Penasaran dengan apanya pada diri saya?"

"Penasaran dengan cara hidupnya. Kata kakak saya katanya tidak mau hidup mewah. Luar biasa setianya pada Aisha. Sangat disiplin. Sangat berempati. Dan lain sebagainya dan sebagainya. "

"Ozan itu terlalu berlebiban ia salah menilai saya. Hidup saya tidak seperti itu. Saya suka kemewahan. Saya tidak bisa disiplin. Saya tidak layak dipenasarani oleh siapapun. Anda sia-sia datang kemari'"

"Boleh saya tanya?"

"Silakan."

"Perempuan ini siapa?"

"Sabina."

"Ya saya tahu namanya Sabina. Tapi dia siapa?"

"Dia seorang muslimah."

"Saya tahu itu, maksud saya dia itu sebenarnya siapa? Dia apanya Anda? Saudara kandung Anda atau siapa?"

"Bukan siapa-siapa saya. Dia saudara seiman."

"Kenapa dia Anda bawa kemari?"

"Apa-apaan ini? Kenapa Anda menginterogasi saya?"

"Saya penasaran saja. Kakak saya, Ozan cerita, Anda sangat setia kepada Aisha dan katanya menolak semua tawaran, tapi Anda membawa perempuan ini hidup bersama Anda, meskipun kamarnya ada di basement."

"Biar Paman Hulusi yang menjelaskan."

"Biar saya yang menceritakan." Potong Sabina dengan suara serak.

"Jangan Sabina, biar Paman Hulusi yang menjelaskan. Kau bisa menceritakan tapi tidak akan bisa menjelaskan kenapa kau aku bawa kemari."

"Baik saya jelaskan. Itu berawal dati foto Sabina di halaman utama sebuah surat kabar online. Nona Heba juga tahu itu. Foto Sabina sedang minta-minta, yang oleh sebagian masyarakat muslim di kota ini dianggap tidak layak. Tidak layak seorang muslimah pendatang di sini jadi pengemis. Hoca Fahri sangat perhatian masalah itu. Beliau tidak mau hanya berwacana, tapi harus memberikan solusi riil. Diantara langkah awal adalah mencari Sabina dan menuntaskan permasalahannya."

Paman Hulusi lalu menceritakan panjang lebar proses membawa Sabina sampai ke rumah itu. Hulya mengangguk-angguk. Sementara Sabina diam dengan air mata meleleh.

"Kalau Aisha masih ada, dan dia di sini bersamaku, aku sangat yakin dialah yang akan minta untuk menolong Sabina. Aku sangat yakin itu." Gumam Fahri.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 185

0 komentar:

Posting Komentar