Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 186

"Alhamdulillah proses legal formal Sabina tinggal beberapa langkah lagi. Sabina akan dapat ijin tinggal di kota ini secara legal, jika lama tinggal di sini memenuhi kriteria bisa dapat kewarganegaan sini insya Allah. Tiga hari lagi akan ada sedikit wawancara dan pengambilan sidik jari, Sabina akan didampingi seorang pengacara nanti. Jadi begitu, apakah ini sudah cukup?"

"Kalau saya tidak ke sini dan bertanya langsung seperti ini, maka saya tidak akan mendapatkan pelajaran seperti ini. Kalau saya jadi Anda pun saya tidak akan berani menanggung resiko mengurusi Sabina sampai memperjuangkan dapat izin tinggal secara legal. Menurut saya sangat berisiko."

"Kalau kita tidak perhatian pada saudara kita, risiko di akhirat lebih berat lagi."

"Kalimat seperti ini sungguh menarik. Ini persis yang diceritakan Ozan, kakak saya. Banyak kalimat menarik tak terduga dari Anda. Saya jadi berpikir sesuatu, itu kalau Anda berkenan."

"Apa itu?"

"Kebetulan saya belum teken kontrak untuk menyewa tempat tinggal. Tiba-tiba saya tertarik untuk tinggal di sini. Boleh tidak saya tinggal di sini bersama Sabina?"

Permintaan Hulya itu membuat Fahri agak kaget. Sabina sedikit mendongakkan kepala mendengar kata-kata Hulya.

"Saya bisa tinggal di bawah bersama Sabina. Tadi saya sudah lihat kamar Sabina, cukup luas. Di belakang ada halaman yang cantik. Bolehkah?"

Fahri diam sesaat. Itu permintaan yang sama sekali tidak pernah ia duga. Sekaligus permintaan yang susah ia jawab. Sebab yang meminta adalah gadis yang gestur tubuh, gerak-gerik, dan timbre suaranya sangat mirip Aisha, istrinya. Satu sisi batinnya merasa nyaman dengan timbre suara Hulya. Tapi nurani terdalamnya tidak membenarkannya untuk menerimanya. Bahwa itu bisa menjadi zina telinga, zina mata dan zina-zina anggota badan lainnya jika Hulya tetap Hulya yang sesungguhnya bukan perempuan yang halal baginya.

"Maaf saya tidak bisa." Lirih Fahri.

"Kenapa Sabina bisa tinggal di sini sementara saya tidak bisa?"

Fahri kembali dibuat kaget oleh pertanyaan Hulya yang bernada protes.

"Jangan salah faham, Sabina tinggal di sini karena darurat dan untuk sementara sampai dia dapat izin tinggal yang legal. Selain itu di sini jauh dari kampus The University of Edinburgh. Sangat tidak cocok bagi mahasiswi yang menempuh master seperti Hulya."

"Baik aku bisa mengerti. Oh ya apakah boleh saya pinjam biola yang kemarin itu?"

Fahri menghela nafas, "Boleh."

"Terima kasih."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 186

1 komentar: