Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 194 | BAB 23 MIMPI BERTEMU AISHA

Yasmin membuka pintu kamarnya. Dan pintu kamar Fahri tepat di samping pintu kamar Yasmin. Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa bukan Syaikh Ustman yang ada di samping kamar Yasmin. Kenapa dirinya? Kenapa kunci kamar yang ia pegang adalah kunci kamar di samping Yasmin, kenapa bukan Paman Hulusi yang di sini. Apakah Ini hanya sebuah kebetulan belaka? Ataukah ini semacam pertanda dari Allah?

Fahri masuk ke dalam kamarnya dengan hati diliputi tanda tanya. Tiba-tiba ia seperti tersadar, ia merasa setan berusaha masuk secara halus ke dalam syaraf-syaraf dan aliran darahnya. Ia tidak boleh membiarkan setan menghinanya. Ia harus mensucikan dirinya. Dan cara terbaik untuk mendapatkan keputusan terbaik adalah dengan meminta petunjuk dari Allah, bukan dengan mengira-ngira berdasar keberadaan kamarnya yang ada di samping kamar Yasmin.

Itu pasti bukan sebuah kebetulan belaka, pasti sudah Allah atur. Namun itu belum tentu sebuah pertanda khusus. Fahri mencium aroma wangi kamar itu, entah kenapa aroma kamar itu, wanginya mirip sekali dengan aroma kamar di hotel San Stefano, Alexandria. Tempat ia dulu berbulan madu dengan Aisha. Bau itu, oh Aisha.

BAB 23
MIMPI BERTEMU AISHA


Malam itu Fahri melawan lelah untuk ibadah. Wirid bacaan Al Qur'annya hari itu masih kurang satu juz. Betapa berat untuk istiqamah. Murid Syaikh Utsman itu berdiri tegap memuraja'ah hafalan Al Qur'annya dalam shalat malam.

Hampir satu jam ia rukuk dan sujud sebelas raka'at. Setelah berdoa memohonkan ampun untuk diri sendiri dan kedua orang tua, Fahri menutup doanya dengan doa istikharah. Ia ulang tiga kali doa itu. Pada bacaan yang terakhir kedua matanya basah.

Lalu ia rebah. Tak lama kemudian ia terlelap dalam dzikirnya, "Allah, Allah, Allah ... "

"Fahri bangun, sudah saatnya berangkat." Ia hafal sekali dengan suara itu. Ia mengerjapkan kedua matanya. Wajah bening itu duduk di samping tempat tidurnya.

"Aisha?"

Wajah itu mengangguk dan tersenyum.

"Ayo bangun, mandi, semua sudah siap. Kita berangkat, Sayang."

"Berangkat ke mana?"

"Oxford."

"Oh iya, astaghfirullah, saya lupa."

"Pakaian gantimu sudah aku siapkan. Selesai mandi dan berkemas jangan lupa shalat Dhuha dulu."

"Iya. Terima kasih, Sayangku."

Ia bangkit dan bergegas ke kamar mandi. Lalu berkemas. Shalat dhuha dan berdoa.

Perjalanan waktu terasa begitu cepat. Perjalanan darat memakai SUV BMW dari Edinburgh ke Oxford seperti terasa beberapa menit saja.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 194 | BAB 23 MIMPI BERTEMU AISHA

0 komentar:

Posting Komentar