Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 195

Kota pelajar tertua di dataran Inggris itu terasa begitu menyihir. Di mana-mana bangunan tua yang Indah mempesona. Para pelajar kelas dunia dari pelbagai penjuru dunia bergerak dengan penuh optimis dan dinamis.

Fahri mengarahkan mobilnya melewati Trinity College. Lalu melewati depan Bohemian Library, Perpustaakan terbesar di Oxford. Kemudian belok kiri. Seorang pelajar Indonesia tampak sedang berjalan dengan cepat di trotoar. Fahri kenal baik dengannya. Fahri memperlambat mobilnya, menurunkan kaca jendela mobilnya, mengucapkan salam dan menyapa,

"Rahmat!"

"Eh Mas Fahri, jadi serius ya ngajar di sini?"

"Insya Allah. Bagaimana thesis PhD-mu?"

"Sudab bab terakhir Mas, doanya."

"Naik yuk."

"Tak usah. Sebentar lagi sampai, itu. Mas Fahri tinggal di College apa?"

"Saya sementara dapat tempat di Kellog College."

"Itu tak jauh. Tepat di depan tempat saya riset. "

"Baik saya ke sana dulu."

"Iya Mas. Kalau ada perlu apa-apa jangan sungkan-sungkan."

"Terima kasih."

Fahri menambah kecepatan laju mobilnya hingga sampai di depan gedung kuno seperti kastil berwarna merah keputihan. Pintu gerbang gedung itu terbuat dari kayu yang kokoh. Pintunya tertutup. Fahri turun dari mobil diikuti Aisha. Ada pintu kecil di pintu besar itu. Seorang mahasiswi bule keluar dari pintu kecil itu. Fahri dan Aisha masuk ke dalam Kellog College. Begitu masuk di dalam, tepat sebelah kiri terdapat kantor penjaga sekaligus resepsionis college itu. Seorang resepsionis berambut pirang ditemani sekuriti berkulit hitam dengan ramah menerima Fahri. Dengan tenang Fahri menjelaskan kedatangannya. Resepsionis itu minta beberapa berkas dan Fahri mengambil dari tasnya dan menyerahkannya. Resepsionis itu juga minta paspor Fahri dan Aisha. Tidak menunggu lama, Fahri menerima kunci untuk menginap malam itu. Resepsionis menjelaskan di mana parkir mobil seharusnya. Setelah memarkir mobil pada tempatnya, Fahri dan Aisha kembali masuk ke Kelloge College untuk menginap.

College itu seperti istana raja berbentuk persegi empat. Di tengah-tengahnya tanah lapang dengan rumput hijau menghampar seperti permadani. Fahri menerima tiga kunci. Kunci pertama untuk pintu gerbang paling luar yang terbuat dari kayu yang kokoh tadi. Kunci untuk pintu kecil dalam pintu besar itu. Pintu kedua untuk gerbang besi di dalam College untuk masuk lorong area kamar tempatnya menginap dan kunci ketiga adalah kunci kamarnya.

Fahri masuk kamar bersama Aisha. Kamar itu begitu rapi dan simpel. Fahri menghirup dalam-dalam bau kamar itu. Bau kamar sebuah college di Oxford. Ia sudah merasakan bau Al Azhar Cairo dan kini merasakan bau Oxford. Lebih dari itu, ia ditemani perempuan paling ia cintai di atas muka bumi ini setelah ibunya, yaitu Aisha, istrinya.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 195

0 komentar:

Posting Komentar