Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 205

Fahri duduk di kursi yang berada di bagian luar kafe. Ia menyeruput teh panasnya sambil menikmati keindahan bangunan-bangunan di dalam Benteng Stirling itu. Benteng ibarat kota kecil yang rapat terlindungi. Di dalamnya berdiri bangunan-bangunan yang mampu memenuhi hajat ribuan orang. Tiba-tiba Fahri teringat kedahsyatan Benteng Shalahuddin Al Ayyubi yang ada samping Jabal Muqattam, Kairo. Di dalam benteng shalahuddin ada masjid, ada istana sultan, istana para pejabat dan pangeran, ada barak-barak militer, ada bangunan-bangunan untuk penduduk, ada gudang senjata, gudang makanan, ada sekolah, ada penjara. Benteng itu telah dirancang sebagai tempat perlindungan akhir yang kokoh, bahkan ketika dikepung sanggup untuk bertahan hidup berbulan-bulan.

Demikian juga karakter benteng di daratan Eropa, tak terkecuali di daratan Skotlandia, seperti Stirling Castle itu. Di dalam benteng yang legendaris bagi rakyat Skotlandia itu ada The King's Old Building yang di yang menjadi tertinggi di benteng itu yang didirikan James IV pada tahun 1496. Ada The Great Hall, yang dibangun oleh Raja James IV antara tahun 1501 dan 1504. Ada bangunan istana yang dibangun oleh Raja James V tahun sejak tahun 1538 sampai selesai setelah dia meninggal tahun 1542. Selain itu Royal Chaple, dan bangunan lainnya. Kini di dalam lokasi benteng itu telah berdiri kafe dan toko-toko souvenir.

Fahri melihat jam tangannya. Seharusnya Nyonya Suzan dan Madam Varenka sudah sampai. Mereka sudah terlambat tiga menit dari waktu yang disepakati. Fahri mengambil tasnya dan mengeluarkan laptopnya. Ia bersiap membuka laptop dan membaca bab akhir dari tesis Ju Se, sehingga waktunya tidak terbuang percuma. Ketika ia sudah menyalakan laptopnya Nyonya Suzan muncul dan menyapa dari kejauhan diikuti Madam Varenka. Fahri melambaikan tangan sambil tersenyum.

"Maaf sedikit terlambat." Kata Nyonya Suzan.

"Masih dalam batas bisa ditoleransi. Hanya terlambat tiga menit." Sahut Fahri tersenyum. "Silakan duduk!"

Nyonya Suzan dan Madam Varenka duduk di hadapan Fahri. Petugas kafe datang, keduanya memesan minuman. Nyonya Suzan memesan cappuchino, sementara Madam Varenka memesan jus apel.

"Jadi apa yang bisa Nyonya Suzan dan Madam Varenka laporkan? Kenapa sebelum bertanding di Cremona, Italia, Keira harus ke Stirling?" Tanya Fahri.

"Madam Varenka yang tepat untuk menjelaskan." Sahut Nyonya Suzan sambil menengok menatap Madam Varenka yang ada di sampingnya. Wanita pirang setengah baya yang masih tampak cantik itu menata tempat duduknya lalu menjelaskan,

"Ini memang ide saya Tuan Fahri. Ini bagian dari strategi psikologis untuk mendekatkan Keira pada kemenangan di kompetisi kelas dunia seperti di Cremona. Untuk menjadi pemenang tingkat dunia, maka mentalnya harus dikokohkan jadi mental kelas dunia. Sengaja saya bawa dia ke sini, karena dia merasa sangat Scottish.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 205

0 komentar:

Posting Komentar