Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 212

Semoga nanti tiba saatnya Keira menyadari sesungguhnya anggapan yang bercokol dalam jiwa raganya bahwa orang Islam monster yang menakutkan adalah anggapan yang sangat jauh dari benar. Ia tidak mengharapkan apa-apa dengan menolong Keira dan keluarganya, ia hanya mengharap bahwa nurani Keira dan keluarganya kembali lurus dan adil. Itu saja. Selebihnya hanya kasih sayang Allah yang ia harapkan.

Hulya dan Keira masih menyuguhkan duet yang anggun. Fahri mengajak Paman Hulusi untuk pergi meninggalkan arena itu.

"Tidak nunggu sampai selesai Hoca?"

"Sudah cukup Paman. Jangan berlebihan! Ayo kita kembali ke hotel, aku masih banyak kerjaan."

"Iya Hoca."

Pelan-pelan keduanya pergi ke belakang, lalu berjalan menjauhi tempat pertunjukan itu. Di ufuk barat matahari mulai tenggelam. Lampu-lampu di jalan mulai menyala terang. Malam tersenyum datang menggantikan siang. Adzan maghrib tidak terdengar, namun Fahri seperti mendengar alunan adzan dalam hati dan pikiran.

Fahri melangkahkan kakinya dengan tenang, Paman Hulusi mengikutinya di belakang. Di sebuah taman yang sepi di sudut kota Stirling Fahri menghentikan langkahnya dan tersenyum. Langit berwarna biru tua kemerahan. Musim panas yang menawan. Tak ada yang lebih indah dari kanvas ciptaan Tuhan.

"Masih punya wudhu, Paman."

"Alhamdulillah, masih Hoca."

"Kita shalat maghrib dijamak dengan Isya di sini."

"Di sini? Hoca yakin?"

"Ya, di sini. Muka bumi ini semuanya dihamparkan oleh Allah sebagai masjid. Ayo Paman kumandangkan iqamat, lirih saja."

Paman Hulusi mengikuti perintah majikannya. Iqamat dikumandangkan. Fahri menghadap arah kiblat. Dengan melihat arah matahari tenggelam, Fahri bisa memperkirakan arah kiblat ke mana. Arah kiblat yang sama dengan kaum muslimin di Edinburgh. Usai shalat, Fahri mengajak Paman Hulusi mencari resto halal untuk makan malam. Mereka akhirnya makan malam di Umars Tandoori, sebuah restaurant halal di daerah Falkirk. Fahri memilih menu utama Spicy Lamb Calzone, sementara Paman Hulusi memilih Chicken Tikka Colzone.

"Rasanya lamb-nya mantab Paman. Besok tolong Paman ingatkan agar Brother Mosa melakukan survey ke sini bareng tukang masak restaurant kita. Menu ini harus diadakan di restaurant kita."

"Bener Hoca, saya baru saja terpikir begitu. Ini Chicken Tikka Calzone-nya juga enak sekali."

Setelah kenyang, mereka kembali ke hotel. Dan di hotel, Fahri menuntaskan dua pekerjaan penting; mengoreksi hasil akhir tesis mahasiswi China yang dibimbingnya yaitu Ju Se Zhang, dan mengedit artikel ilmiah yang akan ia kirim ke jurnal ilmiah sebuah universitas Islam di Malaysia. Pukul satu malam, Fahri baru istirahat setelah shalat witir.

•••

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 212

0 komentar:

Posting Komentar