Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 203

"Tapi rumah aman ya? Terus Mis¬bah bagaimana dia tidak apa-apa?"

"Rumah aman Tuan, tidak terjadi apa-apa, sudah dicek semua."

"Syukurlah. Jadi proses legal hukum Sabina berhenti sementara?"

"Iya Tuan. Mohon maaf, jika kabar ini membuat Tuan tidak nyaman."

"Tidak apa-apa."

Brother Mosa menutup telponnya setelah mengucapkan salam. Dahi Fahri berkerut. Ia berpikir, bagaimana bisa terjadi kompor itu sampai membakar kedua tangan Sabina? Ia jarang mendengar ada kompor bermasalah di sini? Fahri menghela nafas, ia mencoba menyadari bahwa ia harus bersyukur rumahnya tidak apa-apa. Kompor yang bermasalah itu tidak sampai menimbulkan kebakaran. Hanya saja ia merasa kasihan pada Sabina. Karena masalah itu proses legal hukumnya untuk memiliki status yang jelas jadi tertunda.

Tidak lama Fahri berada di kafe itu. Begitu urusan Ozan dengan koleganya, ia pun meninggalkan tempat itu. Ozan mengajak dirinya dan Paman Eqbal meninjau butik AFO di London. Ozan juga mengajak Fahri mengunjungi London Bisnis School dan berjumpa dengan teman-teman Ozan yang sedang mengambil program MBA di salah satu sekolah bisnis terkemuka dunia itu.

Hari berikutnya Ozan mengajak Fahri main golf di sebuah padang golf yang indah di pinggiran London. Untung, waktu di Jerman, Fahri pernah sedikit belajar main golf bersama Aisha. Sambil bermain golf Ozan melakukan komunikasi bisnis dengan beberapa konglomerat Inggris yang tergabung dalam klub golf itu. Jadi bermain golf itu bukan sekedar permainan untuk menunjukkan status sosial, tapi bagian dari cara komunikasi bisnis.

Setelah semua urusan dirasa selesai, Fahri pamit kembali ke Edinburgh. Sementara Paman Eqbal kembali ke Turki. Begitu sampai di Edinburgh Fahri langsung menjenguk Sabina yang masih dirawat di sebuah klinik. Fahri menanyakan kondisi Sabina kepada dokter ahli.

"Jari-jari kedua tangannya melebuh. Beruntung kulit dan sedikit dagingnya yang melebuh, api tidak sampai matang membakar tulangnya. Kedua tangannya akan sembuh, hanya saja tidak akan sehalus dulu lagi."

Fahri masuk ke ruang di mana Sabina di rawat. Begitu Fahri masuk, Sabina agak kaget. Perempuan berwajah buruk itu menangis minta maaf kepada Fahri. Ia minta maaf telah merepotkan Fahri dan terus merepotkan Fahri.

"Jangan kau pikirkan diriku. Pikirkanlah dirimu Sabina. Bersabarlah. Semoga kau segera sembuh. Tentu saja saya sangat tidak menginginkan kecelakaan seperti itu terjadi, tetapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Yang paling penting kau masih selamat dan rumah juga selamat."

(Bersambung)


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 203

0 komentar:

Posting Komentar