Ayat-ayat Cinta 2 - bagian 206

Dia merasa darah, syarat dan tulang belulangnya adalah orang Skotlandia. Ia sangat mencintai Skotlandia. Tempat di mana ia dilahirkan dan besar. Dan ia sangat mengagumi William Wallace sebagai pahlawan rakyat Skotlandia. Saya ajak dia ke sini untuk menghayati bagaimana pahlawan yang dia kagumi itu berjuang dan bertarung. Bagaimana William Wallace bisa memimpin rakyar Skotlandia memenangkan sebuah pertempuran bersejarah. Saya bahkan meminta seorang dosen sejarah dari Universitas Stirling yang pakar tentang sejarah William Wallace untuk menemani Keira mengunjungi National Wallace Monument. Saat ini Keira ditemani Hulya sedang tapak tilas sejarah William Wallace di monumen itu. Saya ingin jiwa dan mental William Wallace membara dalam dirinya. Mental pahlawan. Mental menang. Dia harus bersaing di Cremona dengan jiwa membara untuk menang. Dia harus mengeluarkan yang terbaik yang ia miliki, seperti William Wallace mencurahkan segala yang dimilikinya untuk memerdekakan bangsanya. Itu tujuan saya. Tidak ada artinya dia punya keahlian kalau menta1 untuk menangnya redup atau padam."

Fahri mengangguk. Ia mengerti maksud dan tujuan Madam Varenka.

"Agar ia menghayati jiwa kepahlawanan pahlawan yang dikaguminya." Gumam Fahri.

"Tepat sekali. Setiap bangsa pasti punya pahlawan. Hanya mereka yang bisa menjiwai mental para pahlawannya yang akan meraih prestasi-prestasi gemilang." Lanjut Madam Varenka.

"Itu alasan pertama dan yang paling utama. Alasan kedua, agar Keira sedikit rileks. Sudah berbelas hari ini dia saya gembleng bersama Hulya. Saya senang Keira ada teman berlatih yaitu Hulya yang juga berbakat. Bahkan saya minta Hulya untuk ikut bersaing di Cremona."

"Hulya ikut bertanding di Cremona?"

"Ya benar. Saya sudah bicara dengannya, dia suka. Dan itu tidak menganggu rencana belajarnya di Edinburgh. Hulya perlu ikut agar Keira ada teman, pembanding, dan kompetitor. Sebelum menemukan kompetitor berat kelas dunia, Keira harus bertemu kompetitor yang tidak kalah bobotnya agar dia maju."

Fahri mengangguk. "Kembali ke alasan kedua. Saya ingin Keira rileks dan tidak tegang menjelang berangkat ke Italia. Maka dia perlu penyegaran. Bahkan nanti malam sudah kita siapkan panggung pertunjukan untuk Keira dan Hulya di tengah kota Stirling ini. Satu spot cantik di pinggir sungai Fort. Mereka akan memainkan biola untuk santai dan bersenang-senang. Saya ingin mereka ke Cremona dengan hati senang, optimis, dan bermental pahlawan."

Fahri kembali menganggukangguk,

"Baiklah, saya sangat setuju. Dan jujur saya malah juga banyak belajar dari Anda, Madam Varenka. Semoga nanti hasilnya seperti yang kita inginkan."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - bagian 206

0 komentar:

Posting Komentar