Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 211

Pemuda koboi itu selesai memainkan gitarnya, pembaca acara memanggil Keira dan Hulya untuk berduet di panggung. Dari sudut lain, tampak Keira dengan sangat percaya diri berjalan ke panggung. Hulya juga beranjak ke panggung. Keduanya mendapat sambutan meriah dari penonton.

Keira berdiri di tengah panggung. Gadis tetanga Fahri itu memakai kaos putih lengan panjang dan celana jeans juga berwarna putih. Rambut pirangnya sedikit berkibaran diterpa angin. Hulya berdiri tak jauh di samping kiri Keira. Hulya begitu anggun dengan jilbab cokelat berbunga-bunga putihnya. Gadis Turki itu tetap anggun dalam balutan gamis cokelat muda khas Turki. Dua gadis itu memberi senyum kepada hadirin.

Hulya memberi kode kepada Keira bahwa dia yang akan memulai. Keira mengangguk.

Hulya tersenyum lalu menata biolanya. Bibirnya berdesis membaca basmalah. Sejurus kemudian suara bening dari gesekan biolanya terdengar Nada sedih dan kerinduan tercipta. Fahri yang dibelakang langsung tahu bahwa Hulya memainkan nada-nada yang isinya adalah beberapa bait dari syair-syair Burdahnya Imam Bushiri. Nada-nada itu seperti menyelimuti Fahri dengan kerinduan kepada Baginda Nabi Saw.

Keira mengikuti irama yang dimainkan Hulya. Duet yang dahsyat. Para penonton seperti terhipnotis, perasaan rindu seperti meremas-remas jiwa mereka. Dan mereka tidak tahu, rindu kepada siapa.

Hulya begitu menghayati nada yang dimainkannya. Air matanya tak terasa meleleh. Fahri mendengarkan alunan nada itu dengan hati bergetar melantunkan shalawat Nabi. Aliran sungai Fort dan hembusan angin seolah berhenti ikut menikmati indahnya irama syair Burdah yang mengalun lewat gesekan biola Hulya dan Keira.

Fahri memejamkan kedua matanya. Ia begitu menikmati nada-nada yang mengingatkannya akan makna keagungan pribadi Rasulullah Saw. Paman Hulusi memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi pada majikannya itu.

Hulya dan Keira menghentikan gesekan biolanya. Seluruh penonton berdiri memberikan tepuk tangan yang sangat panjang dan meriah. Hulya dan Keira memberi hormat tanda terima kasih kepada para penonton. Keira lalu bersiap menggesek biolanya. Para penonton hening. Gesekan biola Keira lembut dan jernih. Beberapa ketukan berikutnya Hulya masuk. Keduanya berpadu menciptakan alunan suara yang sambung menyambung dan anyam menganyam indah. Semakin lama temponya semakin tinggi. Keduanya larut dalam nada-nada itu dan menggila. Penonton tersihir.

Fahri tersenyum. Ada kebahagiaan tersendiri menyusup ke dalam hatinya. Ia bahagia, Keira yang nyaris putus asa itu, kini kembali menemukan gairah hidupnya. Al Qur'an mengajarkan, menjaga hidup satu orang sama saja menjaga hidup seluruh ummat manusia. Semoga apa yang ia lakukan pada Keira tergolong bagian itu.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 211

0 komentar:

Posting Komentar