Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 204 | JIWA PAHLAWAN

"Maafkan saya yang tidak hati-hati, Tuan."

"Kau tidak salah, tidak ada yang perlu di maafkan."

"Saya mohon ijin untuk tidak lagi tinggal di rumah Tuan. Saya merasa saya selalu membuat susah."

"Jangan memikirkan hal itu dulu, yang penting kau sembuh dulu."

Sabina menunduk. Kedua matanya berkaca-kaca. Ada rasa perih yang menjalar di dalam dadanya dan hanya dia dan Allah yang tahu apa sebabnya. Dalam hati Sabina berulang kali istighfar minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

24
JIWA PAHLAWAN

Tiga kali ia ke kota itu, dan ia merasa selalu terkesan. Ia selalu terkesan melihat kota-kota kuno dengan bangunan-bangunan klasik yang terawat. Kota itu adalah salah satu kota yang mempesona di belahan utara Inggris Raya. Kota yang pernah menjadi ibu kota Skotlandia. Bangunan-bangunan di kota itu banyak yang khas arsitektur abad ke-12.

Itu kali ketiga Fahri duduk di kafe itu. Kafe yang berada di tengah kota Stirling. Tepatnya kafe yang berada di dalam Stirling Castle, atau Benteng Stirling. Ada nuansa berbeda setiap kali ia memasuki benteng itu. Aura kepahlawan menyergap begitu saja. Ia langsung terbayang bagaimana William Wallace, pahlawan rakyat Skotlandia pada waktu itu memimpin pertempuran dahsyat melawan pasukan Inggris. Perternpuran bersejarah itu dikenal sebagai 'The Battle of Stirling Bridge'. Itu adalah perang pertama menuntut kemerdekaan untuk bumi Skotlandia.

Pertempuran itu terjadi pada tanggal 11 September 1297. William Wallace berhasil memimpin 'The Highlanders' dan rakyat Skotlandia mengalahkan tentara Inggris.

Stirling Castle berada tepat di jantung Kota Stirling, menjulang berwibawa pada sebuah bukit. Dari atas benteng yang dibangun oleh Raja David I tahun 1130 M itu panorama kota Stirling dapat di nikmati. Sungai Fort memanjang di satu sisi kota itu.

Kota-kota yang indah selalu dialiri oleh sungai. Dan sungai yang terjaga kebersihannya selalu mempercantik sebuah kota. Demikian juga sungai Fort. Jika wajah sebuah kota diumpamakan wajah sebuah gadis, maka sungai adalah bibir yang mempesona bagi seorang gadis. Kota tanpa sungai yang indah, adalah gadis tanpa bibir yang mernpesona. Kairo cantik dan mempesona karena sungai Nilenya. Baghdad pernah digambarkan begitu legendaris sebagai negeri seribu satu malam yang mempesona, adalah karena kecantikan sungai Eufrat dan Tigris yang legendaris. Paris mengesan karena sungai Seine-nya. Pesona London menjadi sempurna karena sungai Thames-nya. Frankfurt menarik karena sungai Main-nya. Palembang hidup karena sungai Musinya, tanpa sungai Musi Palembang adalah gadis yang tidak hanya tanpa bibir yang mempesona tapi juga tanpa alis mata.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 204 | JIWA PAHLAWAN

0 komentar:

Posting Komentar