Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 201

"Yasmin mengatakan ini sama sekali tidak terkait dirimu. Kamu tidak ada salah sama sekali. Kamu lelaki yang layak dipilih wanita shalihah. Masalahnya, kata Yasmin, adalah justru ada dalam diri Yasmin. Semalam ia tidak hisa tidur. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak melanjutkan proses lebih lanjut."

"Jadi masalahnya apa, Syaikh?"

"Yasmin tidak mau menjelaskan.'

"Oh begitu."

"Kau tidak kecewa kan Anakku. Sekali lagi maafkan aku."

"Tidak apa-apa Syaikh. Sama sekali aku tidak kecewa. Yang paling penting Syaikh masih terus berkenan mendoakan aku."

"Terima kasih atas pengertianmu, Anakku."

Dialog itu diakhiri dengan doa kafaratul majlis. Syaikh Utsman berdiri untuk shalat Dhuha. Fahri juga melakukan hal yang sama. Guru dan murid itu meninggalkan masjid menuju hotel ketika matahari sudah bersinar terang benderang. Yasmin tidak kelihatan, ternyata ia telah ke hotel duluan.

Hari itu Fahri sibuk membantu Syaikh Ustman mengajar Al Qur'an di tiga tempat, di East London Mosque, Suleymaniye Mosque, dan London Muslim Centre. Hari berikutnya Fahri turut mengantar Syaikh Utsman ke Heathrow Airport.

Sebelum masuk bandara untuk berpisah, Syaikh Utsman memeluk Fahri lama sekali. Syaikh Utsman memeluk sambil terisak,

"Anakku, kalau ini adalah pertemuan kita yang terakhir maka maafkanlah segala salah dan khilafku. Maafkanlah aku kalau sebagai gurumu aku belum bisa menjadi guru yang baik. Maafkanlah aku anakku."

Fahri tak kuasa menahan tangisnya. Tangisnya meledak. Ia melepas pelukan gurunya dan menciumi tangan gurunya sambil menangis. Syaikh Utsman juga tampak berkaca-kaca kedua matanya. Ulama Mesir itu lalu memeluk cucunya, Yasmin. Tidak seperti Fahri, Yasmin justru berusaha tersenyum saat Syaikh Ustman melepas pelukannya dan menatapnya. Yasmin berusaha tersenyum meskipun kedua matanya berkaca-kaca.

Syaikh Utsman masuk ke dalam bandara. Para pengantar tidak bisa lagi mengikutinya. Fahri berdiri beberapa bahkan ketika Syaikh Utsman sudah hilang dari pandangan matanya. Yasmin berdiri tak jauh dari Fahri. Cucu Syaikh Utsman itu menunduk. Paman Eqbal yang juga ada di situ menepuk pundak Fahri, mengajak pergi.

"Kau mau balik ke Edinburgh atau bagaimana?" Tanya Paman Eqbal.

"Saya masih ada urusan bisnis dengan Ozan." Jawab Fahri.

Paman Eqbal mengangguk. Yasmin mendekat, "Maaf, saya mohon diri, saya harus mengejar kereta ke Durham. Mohon maaf kalau ada tingkah laku saya yang tidak berkenan, dan terima kasih sudah memuliakan kakek saya."

"Hati-hati di jalan, Yasmin. Kalau perlu bantuan apa-apa jangan malu. Ada Fahri, ada Ozan. Mereka semua saudaramu di sini." Sahut Paman Eqbal.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 201

0 komentar:

Posting Komentar