Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 215 | DOA DI UJUNG MALAM

Sabina diam, perempuan itu lalu mengemasi barangnya yang tidak seberapa. Malam itu Sabina kembali Stoneyhill Grove, tinggal di basement rumah Fahri. Pagi hari, Sabina hendak menyiapkan makan pagi dan membuat teh, tapi dicegah oleh Misbah. Mahasiswa program doktor di Heriot Watt University itu menyiapkan semuanya dibantu Paman Hulusi.

Saat tiba waktu makan pagi Sabina dipanggil ikut makan. Fahri, Misbah dan Paman Hulusi makan dengan duduk di sofa ruang tamu dengan santai. Sementara Sabina makan duduk di depan meja makan mungil dekat dapur.

"Sabina!"

Suara Paman Hulusi membuat perempuan itu mendongakkan kepala.

"Iya, saya."

"Hoca Fahri berpikiran sebaiknya kau menikah, kamu harus berkeluarga. Hoca Fahri dan para brother di Edinburgh ini akan mencoba membantu kamu mendapatkan suami yang baik agar kau hidup layak dan wajar umumnya wanita di sini. Bagaimana menurutmu?"

Sabina kaget mendengar hal itu, ia nyaris tersedak saking kagetnya. Wajahnya berubah pucat, namun perubahan itu tidak ada yang menangkapnya sebab buruknya wajah itu. Sabina tidak berkata-kata. Perempuan itu menunduk dan diam.

"Kenapa diam saja Sabina?"

Tanya Paman Hulusi.

Fahri sama sekali tidak menengok ke arah Sabina, ia terus menikmati sarapan paginya dengan lahap.

"Diam itu berarti setuju, Paman." Sahut Misbah.

"Itu kalau perempuan masih gadis, kalau sudah tidak gadis ya lain. Bukan begitu Hoca?"

Fahri mengangguk. Air mata Sabina meleleh.

25
DOA DI UJUNG MALAM

Sejak dipaksa oleh Syaikh Utsman menjadi imam shalat Isya' di Central Mosque London dan diperkenalkan sebagai salah satu murid terbaiknya, kesibukan Fahri bertambah. Beberapa Imam masjid di Inggris Raya meminta waktu untuk belajar serius qira'ah sab'ah dan mengambil sanad darinya. Dan Fahri tidak bisa menolak, sebab ia terikat oleh wasiat Syaikh Utsman yang tidak boleh menyembunyikan ilmu.

Imam muda yang mengimami Edinburgh Central Mosque kini bersikap sangat ramah dan hormat kepadanya. Bahkan memintanya untuk menjadi salah satu imam dan membuka pengajaran Al Qur'an di Edinburgh Central Mosque. Dan lagi-lagi ia tidak bisa menolaknya.

Pagi itu usai mengimami shalat shubuh di Edinburgh Central Mosque, Fahri mengajarkan tahsin membaca Al Qur'an dengan tartil menurut riwayat Imam Hafs. Pesertanya cukup banyak, ada lima belas orang. Termasuk imam muda, Tuan Taher dan Misbah. Paman Hulusi tidak ikut, tapi terlelap sambil duduk di pojok masjid. Pengajian itu selesai ketika semburat sinar matahari mulai tampak di ufuk timur. Fahri menunggu sampai matahari sedikit naik. Ketika sinarnya tampak benderang, Fahri shalat dhuha lalu membangunkan Paman Hulusi untuk diajak pulang.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 215 | DOA DI UJUNG MALAM

0 komentar:

Posting Komentar